Sukabumi-banyakberita.com-Pengelola Pondok Pesantren Darussyifa Yaspida, jalan Parung seah, Desa cipetir, kecamatan Kadudampit, kabupaten Sukabumi, Haji Margono, meralat pernyataan terkait tragedi robohnya dinding pematang kolam yang terjadi di area yayasan pada 13 November 2024 sekitar pukul 22.00 WIB. Insiden tersebut menyebabkan empat santri meninggal dunia dan lima lainnya mengalami luka-luka.
Sebelumnya, dalam pernyataannya pada 14 November 2024, Haji Margono menyebutkan bahwa sembilan santri yang menjadi korban diduga bolos pengajian dan berada di area pematang kolam untuk menghindari kegiatan mengaji. Namun, pada Jumat, 22 November 2024, Haji Margono menyampaikan permintaan maaf dan mengklarifikasi bahwa pernyataan tersebut tidak berdasarkan informasi yang lengkap.
"Saya meminta maaf kepada publik atas informasi yang salah sebelumnya. Itu semua disampaikan secara spontan tanpa didasari keterangan yang utuh," ujar Haji Margono, Jum'at, (22/11/24).
Dalam klarifikasinya, ia menegaskan bahwa para santri yang menjadi korban merupakan anak-anak yang saleh dan telah mengikuti pengajian seperti santri lainnya sebelum berada di lokasi kejadian. Namun, pihak pengelola hingga kini belum dapat memberikan keterangan pasti mengenai alasan para santri berada di area tersebut.
Pernyataan awal Haji Margono menuai banyak reaksi dari keluarga korban dan masyarakat. Salah Seorang keluarga korban menyatakan bahwa anaknya sempat mengirimkan foto saat mengikuti pengajian sebelum terjadinya musibah tersebut.
"Tidak benar jika mereka menghindari pengajian. Informasi yang disampaikan pihak yayasan terkesan menyudutkan para korban," kata salah satu yang mengaku keluarga mondok di yayasan darussyifa yaspida tersebut.
Berdasarkan keterangan lain yang beredar, para santri disebut sedang melakukan kerja bakti membawa tanah seusai pengajian saat kejadian berlangsung. Hal ini semakin memunculkan tanda tanya terkait penyebab sebenarnya dari tragedi tersebut.
Menanggapi kejadian ini, Sekjen LSM Annahl mengkritik pernyataan yang kontradiktif dari pihak pengelola, "Pihak Yaspida perlu segera memberikan penjelasan yang transparan. Kami mendesak mereka untuk mengadakan konferensi pers ulang agar masyarakat tidak dirugikan dengan informasi yang simpang siur dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi," ungkap, Syah Arif sekjen Annahl, Minggu, (24/ /24).
Lebih lanjut, LSM Annahl berencana mengadukan Yayasan Darussyifa ke DPRD Sukabumi untuk meminta pemanggilan pihak terkait, termasuk muspika, BPBD, dan kepolisian, guna menyelidiki lebih lanjut tragedi ini dan meminta pihak yaspida menerangkan sebenernya yang terjadi karena di medsos hanya pencitraan yang banyak di tampilkan bukan klarifikasi seutuhnya sehingga terkesan mengaburkan apa yang terjadi sehingga ada korban meninggal.
"Kami tidak ingin musibah ini hanya diterima begitu saja dengan alasan takdir, tanpa menerengkan penyebab dari wafatnya santri-santri pada waktu itu, Harus ada tindak lanjut yang jelas dan transparan," tambahnya.
Masyarakat kini menanti langkah tegas dari pihak pesantren dan aparat terkait untuk mengungkap fakta sebenarnya dari tragedi yang menimpa para santri.tersebut.
Indra/somdani
0 Komentar
Berkomentar dengan bijak, demi menghargai pembuat konten diatas!